Wednesday, April 1, 2015

Contoh Makalah Apresiasi Pertunjukan Pentas Seni Tari

Makalah
Apresiasi Pertunjukan Pentas Seni Tari



Nama              : TAUFIQURRAHMAN DALI
KATA PENGANTAR

            Puji syukur, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan pertolonganNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “APRESIASI SENI PERTUNJUKAN.
Di sini kami akan membahas pengertian seni teater tradisional dan modern. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang APRESIASI SENI PERTUNJUKAN.
Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lengkap dan mendetail mengenai SENI PERTUNJUKAN TEATER. Mengenai unsur instrinsik, unsur ekstinsik dan tujuan juga hasil-hasil yang kamindapatkan selama menonton pertunjukan seni teater.
Semoga setiap kata dan tulisan yang ada dalam makalah ini dapat memberi kontribusi yang nyata untuk membawa kehidupan kita bersama ke arah yang lebih baik.


Jakarta, Maret 2015



Penulis



Daftar Isi

Kata Pengantar       ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Daftar Isi         ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Bab I Pendahuluan
        a. Latar Belakang   ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
        b. Tujuan Penulisan makalah ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Bab II Pembahasan Materi
        a. Apresiasi Seni Tari     ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Bab III Penutup
        a. Kesimpulan ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
        b. Saran   ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...



Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Secara leksikografis, kata apresiasi berasal dari bahasa Inggris apreciation, yang berasal dari kata kerja to Apreciate, yang menurut kamus Oxford  berarti to judge value of; understand or enjoy fully in the right way; dan menurut kamus webstern adalah to estimate the  quality of to estimate rightly tobe sensitevely aware of. Jadi secara umum me-apresiasi adalah mengerti serta menyadari sepenuhnya, sehingga mampu menilai secara semestinya.
Dalam kaitannya dengan kesenian, apresiasi berarti kegiatan meng-artikan dan menyadari sepenuhnya seluk beluk karya seni serta menjadi sensitif terhadap gejala estetis dan artistik sehingga mampu menikmati dan menilai karya tersebut secara semestinya. Dalam apresiasi, seorang penghayat sebenarnya sedang mencari pengalaman estetis. Sehingga motivasi utama yang muncul dari diri penghayat seni adalah motivasi untuk mencari pengalaman estetis.
Pengalaman estetis menurut  Albert R. Candler adalah kepuasan kontemplatif atau kepuasan intuitif. Sedangkan Yakob Sumardjo menjelaskan  pengalaman seni adalah keterlibatan aktif dengan kesadaran yang melibatkan kecendekiaan, emosi, indera dan intuisi manusia dengan lingkungan (benda seni) (2000, 161). Dalam proses pengalaman estetis unsur perasaan dan intuisi lebih menonjol dibandingkan  nalar; itulah sebabnya maka dalam proses tersebut penghayat seni seolah kehilangan jati dirinya karena seluruh kehidupan perasaannya larut ke dalam obyek seni, dan inilah yang disebut dengan empati. Proyeksi perasaan tersebut bersifat subyektif dan sekaligus obyektif. Artinya subyektif karena penghayat menemukan kepuasan atau kesenangan dari obyek seninya dan obyektif  karena proyeksi perasaan itu berdasarkan nilai-nilai yang melekat pada benda seni tersebut. Kualitas seni yang ada dalam karya tersebut mengalirkan pengalaman secara dinamis dan akhirnya mendatangkan kepuasan. Kualitas suatu karya biasanya muncul karena adanya pola yang jelas yang  terjalin pada unsur/elemen seni sehingga membentuk sebuah struktur. Dalam seni rupa struktur tersebut ada pada rasa unity, balance, harmony, rythm, proportion, point of interest, contrast dan discord.
Seorang apresian dalam melakukan penghayatan dan penilaian terhadap sebuah karya tidak bisa dilepaskan dari persoalan persepsi yang muncul ketika berhadapan dengan karya tersebut.
Persepsi
Pada dasarnya persepsi muncul karena ada kesadaran terhadap lingkungan dan melalui sebuah proses mental terjadilah interaksi antar obyek penginderaan dan makna, sehingga dengan demikian kemunculan persepsi seseorang terhadap sebuah obyek dipengaruhi oleh banyak faktor.
Manusia mempersepsi stimulus yang diamati berdasarkan struktur pengetahuan atau skema yang ada pada dirinya. Skema yang dimaksud adalah organisasi dan intelegensi pengetahuan yang digunakan untuk menginterpretasikan masukan yang datang. Skema setiap orang berbeda sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman masing masing.Jadi persepsi adalah kesadaran kita atas dunia  sekitar berdasarkan informasi yang datang lewat pengenderaan, atau sering juga disebut sebagai kenyataan faktual kelengkapan manusia.
B. Tujuan Penulisan Makalah
Saya membuat makalah ini dengan tujuan untuk membuat para pembaca mengetahui apa itu apresiasi pertunjukan seni tari kembang kipas maya pasundan dan menghimbau kepada para masyarakat agar mau melestarikan kesenian khas daerah Indonesia agar tidak di klaim oleh negara lain.
Bab II Pembahasan Materi
A. Apresiasi Seni Tari
Apresiasi tari mempunyai tujuan untuk mendapatkan pengalaman estetis yang didasari pengalaman si pengamat dalam kesanggupan menerima karya seni yang terarah dan bertujuan didapat dari seni murni atau seni pakai.Untuk mengembangkan daya apresiasi seni tari kita dapat memanfaatkan sumber belajar baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kegiatan seni sering disebut juga sebagai proses komunikasi antara seniman yang menyampaikan pesan melalui karya seninya dengan penikmat sebagai apresiatornya yang berusaha menerima pesan dari karya seniman.


Para penari diiringi oleh kelompok musik yang dikenal dengan nama gondrong rinci. Kelompok ini beranggotakan 7 orang pemain musik yang semuanya adalah kaum pria.
Iringan musik ini tentu tidak ada bedanyan dengan musik tradisional pada umumnya, namun dalam cara memainkan musiknya yang menjadi pembeda sekaligus rangkaian khas budaya ini. Selain tugasnya mengiringi para penari dengan tabuhan gandrang dan tiupan seruling sebagai pengatur irama musik, anggota para pemain musik inipun harus memainkan alat musik sambil melakukan gerakan, terutama gerakan kepala. Setiap hentakan dari tabuhan gandrang dari pengiring musik melambangkan watak lelaki gowa yang keras. Tarian kipas pakarena memiliki aturan yang cukup unik, di mana penarinya tidak diperkenankan membuka matanya terlalu lebar, sementara gerakan kakinya tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Tarian ini biasanya berlangsung selama sekitar dua jam, jadi penarinya dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang prima, selain itu menjaga nilai-nilai kesopanan.
mencerminkan ekspresi kelembutan,kesantunan, kesetiaan, kepatuhan dan sikap hormat perempuan terhadap laki-laki. Setiap pola gerakan dalam tarian pakarena memiliki makna tersendiri. Tarian ini diawali dan diakhiri dengan posisi duduk sebagai tanda hormat dan santun para penari.  Pola gerakan memutar bermakna siklus hidup manusia yang selalu berputar. Pola gerakan memutar yang dimainkan adalah gerakan memutar searah jarum jam. Kemudian pola gerakan naik turun melambangkan kehidupan manusia yang kadang berada di bawah dan kadang di atas,pola gerakan ini mengingatkan akan pentingnya kesabaran dan keasadaran manusia dalam mengahadapi kehidupan.
Masyarakat percaya bahwa Tarian ini berasal dari kisah perpisahan antara penghuni negeri kahyangan (boting langi) dengan penghuni bumi (lino) di zaman dahulu. Sebelum perpisahan, penghuni boting langi  mengajarkan penghuni bumi cara menjalani hidup dengan bercocok tanam,berburu dan beternak melalui gerakan-gerakan badan dan kaki. Gerakan-gerakan ini kemudian digunakanoleh penghuni lino untuk mengungkapkan rasa syukur kepada penghuni boting langi.
Bab III Penutup
A.                       Kesimpulan
Dalam apresiasi, seorang penghayat sebenarnya sedang mencari pengalaman estetis. Sehingga motivasi utama yang muncul dari diri penghayat seni adalah motivasi untuk mencari pengalaman estetis.
Pengalaman estetis menurut  Albert R. Candler adalah kepuasan kontemplatif atau kepuasan intuitif. Sedangkan Yakob Sumardjo menjelaskan pengalaman seni adalah keterlibatan aktif dengan kesadaran yang melibatkan kecendekiaan, emosi, indera dan intuisi manusia dengan lingkungan (benda seni) (2000, 161). Dalam proses pengalaman estetis unsur perasaan dan intuisi lebih menonjol dibandingkan  nalar; itulah sebabnya maka dalam proses tersebut penghayat seni seolah kehilangan jati dirinya karena seluruh kehidupan perasaannya larut ke dalam obyek seni, dan inilah yang disebut dengan empati.
B. Saran
Semoga seluruh masyarakat Indonesia dapat terus menjaga dan melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai generasi selanjutnya.


Notice :
Jangan lupa Like, Comment, dan Share. Terima Kasih 

1 comment: