Disini saya akan memberikan contoh laporan Praktikum kromatografi kertas ( Larutan Ph ) pada mata pelajaran kimia
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
KROMATOGRAFI
KERTAS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini saya akui masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena
itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL .................................................................................... i
KATA
PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang ........................................................................ 1
1.2
Tujuan
Percobaan ........................................................................ 1
BAB
II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Larutan ................................................ 2
2.2 Larutan Asam dan Basa ................................................ 2
2.3 Jenis-Jenis Larutan Asam dan Basa ................................................. 3
2.2 Larutan Asam dan Basa ................................................ 2
2.3 Jenis-Jenis Larutan Asam dan Basa ................................................. 3
BAB
III METODE
3.1 Tempat
Dan Waktu Praktikum ................................................ 5
3.2 Alat Dan Bahan Praktikum ................................................ 5
3.3 Cara Kerja ............................................. 5
3.2 Alat Dan Bahan Praktikum ................................................ 5
3.3 Cara Kerja ............................................. 5
BAB
IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan ....................................................................... 6
4.2 Analisis Data ...................................................................... 6
4.2 Analisis Data ...................................................................... 6
BAB
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................... 7
5.2 Saran ..................................................................... 7
5.2 Saran ..................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................... 8
LAMPIRAN ..................................................................... 8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Asam
dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum
yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti
abu. Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan
kita. Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan
yang kita konsumsi sebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita
gunakan (sabun, detergen, dll.) adalah basa. Enzim-enzim dan protein dalam
tubuh kita juga merupakan asam.
Selain
itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasaman
tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya. Kualitas
air juga dapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah
yang dilanda hujan asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk.
Kebanyakan
asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di alam berupa liquid
(larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa
lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan
seperti makanan dan sabun, namun pada akhrinya tetap butuh diencerkan juga
(direaksikan atau dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.
1.2
Tujuan Percobaan
Pada percobaan ini
akan di selidiki sifat asam, basa atau netral dari satu larutan dengan
menggunakan kertas pH universal.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Larutan
Larutan
adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut adalah
zat yang terdispersi ( tersebar secara merata ) dalam zat pelarut.Zat terlarut
mempunyai jumlah yang lebih sedikit dalam campuran. Ini biasa di sebut dengan
solute. Sedangkan zat pelarut adalah zat yang mendispersi atau ( fase
pendispersi ) komponen – komponen zat terlarut. Zat pelarut mempunyai jumlah
yang lebih banyak dalam campuran. Zat pelarut di sebut solvent.
2.2 Larutan
Asam dan Basa
Sekitar
tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine Lavoisier secara keliru
berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam
sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya
terbatas pada asam-asam okso dan karena is tidak mengetahui komposisi
sesungguhnya dari asamasam halida, HCI, HBr, dan HI.
Lavoisier-lah yang memberi nama
oksigen dari dua kata bahasa Yunani yaitu oxus (asam)
dangennan (menghasilkan) yang berarti “penghasil/pembentuk asam”.
Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan oksigen
dalam asam – asam halida ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810,
definisi oleh Lavoisier tersebut kemudian ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada
waktu itu, termasuk Humphry Davy berkeyakinan bahwa semua asam mengandung
hidrogen. Setelah itu pada tahun 1884, ahli kimia Swedia yang bernama Svante
August Arrhenius dengan menggunakan landasan ini, mengemukakan teori ion dan
kemudian merumuskan pengertian asam.
Basa
dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur dengan basa, maka
kedua zat itu saling menetralkan sehingga sifat asam dan basa dihilangkan.
1.
TEPRI ASAM-BASA MENURUT ARRHENIUS
Menurut
Arrhenius pada tahun 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan
ion hidrogen (atau ion hidronium, H3O+) sehingga dapat meningkatkan konsentrasi
ion hidronium (H3O+).
Basa
adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat
meningkatkan konsentrasi ion hidroksida.
Reaksi
keseluruhannya :
Asam + basa ó garam + air
Secara
umum :
H+ + Cr + NH4+ + OH+
ó NH4+ + Cr + H2O
Konsep
asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat
diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada
H+ dan OH-.
Penetralan
terjadi karena ion hidrogen dan ion hidroksida bereaksi untuk menghasilkan
air.
2.
TEORI BRΦNSTED DANLOWRY
Di
tahun 1923, kimiawan Denmark Johannes Nicolaus BrΦnsted (1879-1947) dan
kimiawan Inggris Thomas Martin Lowry (1874-1936) secara independen mengusulkan
teori asam basa baru, yang ternyata lebih umum.
Ø asam: zat yang
mendonorkan proton (H+) pada zat lain
Ø basa : zat yang
dapat menerima proton (H+) dari zat lain.
Perhatikan
contoh berikut.
NH4 + (aq)
+ H2O(l) ⎯→
NH3(aq) + H3O+(aq)
asam
basa
H2O(l)
+ NH3(aq) ⎯⎯→ NH4+(aq) +
OH–(aq)
ASAM
BASA
Pada
contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (donor proton)
dan sebagai basa (akseptor proton). Zat seperti itu bersifat amfiprotik
(amfoter).Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep
asam-basa Arrhenius karena hal-hal berikut :
Konsep
asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga
menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain
Asam-basa
Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa kation atau
anion. Konsep asam-basa ronsted-Lowry dapat menjelaskan sifat asam dari NH4Cl.
Dalam NH4Cl, yang bersifat asam adalah ion NH4+ karena dalam air dapat melepas
proton.
3. TEORI ASAM BASA DAN BASA MENURUT LEWIS
Perkembangan
selanjutnya adalah konsep asam-basa Lewis, zat dikatakan sebagai asam karena
zat tersebut dapat menerima pasangan elektron bebas dan sebaliknya dikatakan
sebagai basa jika dapat menyumbangkan pasangan elektron. Konsep asam basa
ini sangat membantu dalam menjelaskan reaksi organik dan reaksi pembentukan
senyawa kompleks yang tidak melibatkan ion hidrogen maupun proton.
Ø Asam : zat yang
dapat menerima pasangan electron (akseptor pasangan electron)
Ø Basa : zat yang
dapat memberikan pasangan electron (donor pasangan electron).
Lewis
mengamati bahwa molekul BF3 juga dapat berperilaku seperti halnya asam
(H+) sewaktu bereaksi dengan NH3. Molekul BF3 dapat menerima sepasang
elektron dari molekul NH3 untuk membentuk ikatan kovalen antara B dan H.
Teori
asam basa Lewis lebih luas dibandingkan teori asam basa Arhenius dan Bronsted
Lowry , karena :
Teori
Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air,
pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali.
Teori
Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton
(H+), seperti reaksi antara BF3 dan NH3.
KEKUATAN
ASAM DAN BASA
Pada
dasarnya skala/tingkat keasaman suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion
H+ dalam larutan. Makin besar konsentrasi ion H+ makin asam larutan tersebut.
Umumnya konsentrasi ion H+ sangat kecil, sehingga untuk menyederhanakan
penulisan, seorang kimiawan dari Denmark bernama Sorrensen mengusulkan konsep
pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan negatif logaritma
konsentrasi ion H+ dan secara matematika diungkapkan dengan persamaan :
1.
Derajat
keasaman (pH)
Untuk
air murni pada temperatur 25 °C :
[H+]
= [OH-] = 10-7 mol/L
Sehingga
pH air murni = – log 10-7 = 7.
Jika
pH = 7, maka larutan bersifat netral
Jika
pH < 7, maka larutan bersifat asam
Jika
pH > 7, maka larutan bersifat basa
Pada
temperatur kamar : pKw = pH + pOH = 14
ASAM
KUAT
Disebut
asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1). Untuk
menyatakan derajat keasamannya, dapat ditentukan langsung dari
konsentrasi asamnya dengan melihat valensinya.
ASAM
LEMAH
Disebut
asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya
derajat keasaman tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asam lemahnya
(seperti halnya asam kuat). Penghitungan derajat keasaman dilakukan dengan
menghitung konsentrasi [H+] terlebih dahulu dengan rumus :
{H+}=Ca.Ka
Ø Ca =
konsentrasi asam lemah
Ø Ka =
tetapan ionisasi asam lemah
BASA
KUAT
Disebut
basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1).
Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai
pOH dari konsentrasi basanya.
BASA
LEMAH
Disebut
basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan
besarnya konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi
basa lemahnya (seperti halnya basa kuat), akan tetapi harus dihitung dengan menggunakan
rumus :
{OH+}=Cb.kb
Ø Cb =
konsentrasi basa lemah
Ø Kb =
tetapan ionisasi basa lemah
Asam
dan Basa dapat Dibedakan dari Rasa dan Sentuhan
Asam
mempunyai rasa masam. Rasa masam yang kita kenal misalnya pada beberapa jenis
makanan seperti jeruk, jus lemon, tomat, cuka, minuman ringan (soft drink) dan
beberapa produk seperti sabun yang mengandung belerang dan air accu .
Sebaliknya, basa mempunyai rasa pahit. Tetapi, rasa sebaiknya jangan digunakan
untuk menguji adanya asam dan basa, karena beberapa asam dan basa dapat
mengakibatkan luka bakar dan merusak jaringan.
Seperti
halnya rasa, sentuhan bukan merupakan cara yang aman untuk menguji basa,
meskipun kita telah terbiasa dengan sentuhan sabun saat mandi atau
mencuci. Basa (seperti sabun) bersifat alkali, bereaksi dengan protein di dalam
kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian. Reaksi ini merupakan
bagian dari rasa licin yang diberikan oleh sabun, yang sama halnya dengan
proses pembersihan dari produk pembersih saluran.
ASAM
DAN BASA DALAM KEHIDUPAN
Asam
merupakan kebutuhan industri yang vital. Empat macam asam yang paling penting
dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan asam klorida.
Asam sulfat (H2SO4) merupakan cairan kental menyerupai oli. Umumnya asam sulfat
digunakan dalam pembuatan pupuk, pengilangan minyak, pabrik baja, pabrik
plastik, obat-obatan, pewarna, dan untuk pembuatan asam lainnya. Asam fosfat
(H3PO4) digunakan untuk pembuatan pupuk dan deterjen. Namun, sangat
disayangkan bahwa fosfat dapat menyebabkan masalah pencemaran di danau-danau
dan aliran sungai.
Asam
nitrat (HNO3) banyak digunakan untuk pembuatan bahan peledak dan pupuk. Asam
nitrat pekat merupakan cairan tidak berwarna yang dapat mengakibatkan luka
bakar pada kulit manusia. Asam klorida (HCl) adalah gas yang tidak berwarna
yang dilarutkan dalam air. Asap HCl dan ion-ionnya yang terbentuk dalam
larutan, keduanya berbahaya bagi jaringan tubuh manusia.
Dalam
keadaan murni, pada umumnya basa berupa kristal padat. Beberapa produk rumah
tangga yang mengandung basa, antara lain deodorant, antasid, dan sabun. Basa
yang digunakan secara luas adalah kalsium hidroksida, Ca(OH)2 yang umumnya
disebut soda kaustik suatu basa yang berupa tepung kristal putih yang
mudah larut dalam air. Basa yang paling banyak digunakan adalah amoniak.
Amoniak merupakan gas tidak berwarna dengan bau yang sangat menyengat,
sehingga sangat mengganggu saluran pernafasan dan paru-paru bila gas terhirup.
Amoniak digunakan sebagai pupuk, serta bahan pembuatan rayon, nilon dan asam
nitrat.
2.3 jenis-jenis larutan asam dan basa
a.
larutan
asam yang di gunakan
1)
Srowberry
2)
Jeruk
nipis
3)
Belimbing
wuluuh
b.
Larutan
basa yang di gunakan
1)
Sabun
cair nuvo
2)
Shampoo
head & soulders
c.
Larutan
netral
1)
Air
danau
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat
Dan Waktu Praktikum
Tempat praktikum kromatografi kertas : SMK Pembangunan Jaya – YAKAPI
bertempat di ruangan kelas XI TKJ 3
Waktu praktikum kromatografi kertas : Pukul 07.00 WIB
3.2 Alat
Dan Bahan Praktikum
No
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Aquades
|
Secukupnya
|
2.
|
Air Danau
|
Secukupnya
|
3.
|
Shampo
|
Secukupnya
|
4.
|
Sabun Cair
|
Secukupnya
|
5.
|
Buah Strawberi
|
Secukupnya
|
6.
|
Jeruk Nipis
|
Secukupnya
|
7.
|
Bilimbing Wuluh
|
Secukupnya
|
No
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Plat Tetes
|
1 Buah
|
2.
|
Kertas PH Universal
|
6 Buah
|
3.
|
Pipet Tetes
|
6 Buah
|
4.
|
Pisau Pemotong
|
1 Buah
|
5.
|
Gelas Plastik
|
5 Buah
|
6.
|
Tisu Kering
|
Secukupnya
|
3.3 Cara
Kerja
Ø
Siapkan potongan-potongan kecil kertas pHUniversal
Ø
Teteskan 3-5 tetes larutan yang akan di uji pada
dialat plat tetes amati perubahan yang terjadi.
Ø
Ulangi percobaan dengan meneteskan larutan yang
lain, amati lagi perubahan yang terjadi, catat pada tabel pengamatan.
BAB IV
PEMBAHASAN
1.1
Hasil Pengamatan
Nama larutan
|
pH
|
Sifat larutan
|
Sabun Cair
|
8
|
Basa
|
Jeruk Nipis
|
4
|
Asam
|
Strowberi
|
0
|
Asam
|
Shampo
|
8
|
Basa
|
Belimbing Wuluh
|
5
|
Asam
|
Air danau
|
7
|
Netral
|
1.2
Analisis Data
Yang
termasuk larutan asam adalah :
1.
Strawberry
2.
Jeruk
nipis
3.
Belimbing
wuluh
Yang
termasuk larutan basa adalah :
1.
Sabun
cair nuvo
2.
Shampoo
head & soulders
Larutan
yang memiliki PH netral adalah :
1.
Air
danau
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
v Larutan
yang tergolong asam yaitu :
1. Jeruk nipis memiliki pH yaitu 4
2. Strawberry memiliki pHyaitu 0
3. Belimbing
wuluh memiliki pH 5
v Larutan
yang tergolong basa yaitu :
1. Sabun cair nuvo memiliki pHyaitu 8
2. Shampo
head&soulders memiliki pH yaitu 8
v Larutan
yang bersifat netral yaitu :
1. Air danau
memiliki pH 7
5.2 Saran
Semoga pada praktikum yang akan datang lebih baik dan
berhasil dari pada ini dan kita semua bisa menjalankan pratikum ini
dengan baik dan lebih paham dan mudah memahami pengarahan yang di sampaikan
oleh Guru.
Notice :
Jangan lupa Like, Coment, dan Share. Terima kasih
Notice :
Jangan lupa Like, Coment, dan Share. Terima kasih
No comments:
Post a Comment