Disini saya akan memberikan contoh laporan Praktikum kromatografi kertas pada mata pelajaran kimia
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
KROMATOGRAFI
KERTAS
NAMA : TAUFIQURRRAHMAN DALI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini saya akui masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena
itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL .................................................................................... i
KATA
PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang ........................................................................ 1
1.2
Tujuan
Percobaan ........................................................................ 1
BAB
II LANDASAN TEORI
2.1 Kromatografi ............................................................ 2
2.2 Kromatografi Kertas ................................................ 2
2.3 Jenis-Jenis Kromatografi ................................................ 3
2.2 Kromatografi Kertas ................................................ 2
2.3 Jenis-Jenis Kromatografi ................................................ 3
BAB
III METODE
3.1 Tempat
Dan Waktu Praktikum ................................................ 5
3.2 Alat Dan Bahan Praktikum ................................................ 5
3.3 Cara Kerja ........................................................................ 5
3.2 Alat Dan Bahan Praktikum ................................................ 5
3.3 Cara Kerja ........................................................................ 5
BAB
IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan ........................................................................ 6
4.2 Analisis Data ........................................................................ 6
4.2 Analisis Data ........................................................................ 6
BAB
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 7
5.2 Saran .................................................................................... 7
5.2 Saran .................................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................ 8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Istilah kromatografi berasal dari kata latin chroma berarti warna dan graphien
berarti menulis. Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Tswest
(1903) seorang ahli botani Rusia. Michael Tswest dalam percobaannya ia berhasil
memisahkan klorofil dan pigmen-pigmen warna lain dalam ekstrak tumbuhan dengan
menngunakan serbuk kalsium karbonat (CaCO3). Hasilnya berupa
pita-pita berwarna yang terlihat sepanjang kolom sebagai hasil pemisahan
komponen-komponen dalam ekstrak tumbuhan. Dari pipta-pita berwarna tersebut
muncul istilah kromatografi yang berasal dari kata “chroma” dan “graphein”.
Kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas distribusi
diferensiasi komponen sampel di antara dua fasa, yaitu fasa diam (stationary phase) dan fasa gerak (mobil phase). Fasa diam dapat berupa
padatan atau cairan yang terikat pada permukaan padatan (kertas atau suatu
adsorben), sedangkan fasa gerak dapat dapat berupa cairan disebut eluen atau
pelarut serta gas pembawa yang inert. Gerakan fasa gerak ini mengakibatkan
terjadinya migrasi diferensiasi komponen-komponen dalam sampel.
Hasil pemisahan dianalisis berdasarkan harga atau
nilai factor retardasi (Rf),
merupakan parameter kharakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis
tipis. Harga Rf merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu
komponen pada kromatogram dan pada kondisi tetap merupakan besaran
kharakteristik dan reproduksibel.
Berdasarkan latar belakang ini, maka dilakukan
pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi kertas.
1.2
Tujuan Percobaan
1. Melakukan percobaan
dengan metode kromatografi kertas
2. Mengetahui asas dari
percobaan kromatografi kertas
3. Mengetahui kelarutan
dan daya serap pewarna sintetik pada tinta
4. Mengentahui perbedaan
kelarutan dan daya serap pewarna alami dan pewarna sintetik
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kromatografi
Kromatografi
adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan
antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang
berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati
kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan
kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan
lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan
pergerakan pada kolom.
Setelah komponen
terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan
detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut. Beberapa alat-alat
analitik dapat digabungkan dengan metode pemisahan untuk analisis secara on-line
(on-line analysis) seperti: penggabungan kromatografi gas (gas
chromatography) dan kromatografi cair (liquid chromatography) dengan
mass spectrometry (GC-MS dan LC-MS), Fourier-transform infrared
spectroscopy (GC-FTIR), dan diode-array UV-VIS (HPLC-UV-VIS).
2.2 Kromatografi Kertas
Kromatografi
kertas merupakan salah satu cara pemisahan zat secara sederhana. Metode ini
sesuai dengan kromatografi serapan. Sekarang kromatografi kertas dipandang
sebagai sistem partisi. Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyongkong
fase tetap yaitu bubuk selulosa dan sebagai pelarut atau fase gerak adalah zat
cair yang sesuai.
Pada
kromatografi kertas jika setetes cuplikan ditetes pada sepotong kertas saring
maka akan meluas dengan bentuk noda bulat. Jika noda telah kering kemudian
kertas dimasukan dalam bejana tertutup yang berisi pelarut yang sesuai, maka
pelarut akan bergerak melalui serat-serat kertas saring oleh gaya kapiler dan
menggerakkan komponen-komponen yang terdapat dalam cuplikan dengan jarak yang
berbeda dalam arah aliran pelarut. Sering kali digunakan pelarut lebih dari
satu. Jarak yang ditempuh komponen dipengaruhi oleh daya tahan fase tetap
terhadap komponen dan juga kelarutan komponen dalam pelarut. Jika
komponen-komponennya berwarna akan terlihat sebagai pita-pita atau noda-noda
yang terpisah. Jika senyawa/komponennya tidak berwarna dapat dideteksi dengan
cara kimia yaitu menggunakan pereaksi yang dapat memberikan warna yang berbeda.
Tiap komponen
dapat diidentifikasi berdasarkan perbandingan relatif antara jarak yang
ditempuh komponen dengan jarak yang ditempuh pelarut. Rf (Retordation Factor)
didefinikan sebagai :
2.3 Jenis-Jenis
Kromatografi
A.
Kromatografi Cair (Liquid Chromatography)
Kromatografi cair merupakan teknik yang tepat untuk memisahkan ion atau
molekul yang terlarut dalam suatu larutan. Jika larutan sampel berinteraksi
dengan fase stasioner, maka molekul-molekul didalamnya berinteraksi dengan fase
stasioner; namun interaksinya berbeda dikarenakan adanya perbedaan daya serap
(adsorption), pertukaran ion (ion exchange), partisi (partitioning), atau
ukuran. Perbedaan ini membuat komponen terpisah satu dengan yang lain dan dapat
dilihat perbedaannya dari lamanya waktu transit komponen tersebut melewati
kolom. Terdapat beberapa jenis kromatografi cair, diantaranya: reverse phase
chromatography, High Performance Liquid Chromatography (HPLC), size exclusion
chromatography, serta supercritical fluid chromatography.
B.
Reverse phase chromatography
Reverse phase chromatography merupakan alat analitikal yang kuat dengan
memadukan sifat hidrofobik serta rendahnya polaritas fase stasioner yang
terikat secara kimia pada padatan inert seperti silika. Metode ini biasa
digunakan untuk proses ekstraksi dan pemisahan senyawa yang tidak mudah menguap
(non-volatile).
C.
High performance liquid chromatography
High performance liquid chromatography (HPLC) mempunyai prinsip yang mirip
dengan reverse phase. Hanya saja dalam metode ini, digunakan tekanan dan
kecepatan yang tinggi. Kolom yang digunakan dalam HPLC lebih pendek dan
berdiameter kecil, namun dapat menghasilkan beberapa tingkatan equilibrium
dalam jumlah besar.
D.
Size exclusion chromatography
Size exclusion chromatography, atau yang dikenal juga dengan gel permeation
atau filtration chromatography biasa digunakan untuk memisahkan dan memurnikan
protein. Metode ini tidak melibatkan berbagai macam penyerapan dan sangat
cepat. Perangkat kromatografi berupa gel berpori yang dapat memisahkan molekul
besar dan molekul kecil. Molekul besar akan terelusi terlebih dahulu karena
molekul tersebut tidak dapat penetrasi pada pori-pori.
E.
Kromatografi Pertukaran Ion (Ion-Exchange Chromatography)
Kromatografi pertukaran ion (ion-exchange chromatography) biasa digunakan
untuk pemurnian materi biologis, seperti asam amino, peptida, protein. Metode
ini dapat dilakukan dalam dua tipe, yaitu dalam kolom maupun ruang datar
(planar). Terdapat dua tipe pertukaran ion, yaitu pertukaran kation (cation exchange)
dan pertukaran anion (anion exchange). Pada pertukaran kation, fase stasioner
bermuatan negatif; sedangkan pada pertukaran anion, fase stasioner bermuatan
positif. Molekul bermuatan yang berada pada fase cair akan melewati kolom. Jika
muatan pada molekul sama dengan kolom, maka molekul tersebut akan terelusi.
Namun jika muatan pada molekul tidak sama dengan kolom, maka molekul tersebut
akan membentuk ikatan ionik dengan kolom. Untuk mengelusi molekul yang menempel
pada kolom diperlukan penambahan larutan dengan pH dan kekuatan ionik tertentu.
Pemisahan dengan metode ini sangat selektif dan karena biaya untuk menjalankan
metode ini murah serta kapasitasnya tinggi, maka metode ini biasa digunakan
pada awal proses keseluruhan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat
Dan Waktu Praktikum
Tempat praktikum kromatografi kertas : SMK Pembangunan Jaya – YAKAPI
bertempat di ruangan kelas XI TKJ 3
Waktu praktikum kromatografi kertas : Pukul 07.00 WIB
3.2 Alat
Dan Bahan Praktikum
No
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Gelas Beaker
|
1 Buah
|
2.
|
Lidi
|
1 Buah
|
3.
|
Penggaris
|
1 Buah
|
4.
|
Pensil
|
1 Buah
|
5.
|
Penjepit Kertas
|
1 Buah
|
No
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Spidol berwarna
|
3 Warna
|
2.
|
Air
|
Secukupnya
|
3.
|
Kertas Saring
|
4x8 cm
|
3.3 Cara
Kerja
Ø Buatlah garis dengan pensil pada jarak 1 cm dari salah satu ujung pita
kertas saring
Ø
Di tengah-tengah garis pensil, buatlah titik dengan
tinta spidol berwarna
Ø
Gantungkan pita kertas saring pada sebatang lidi
hingga ujung pita tercelup ± 0,5 cm di dalam air yang terdapat didalam gelas
beaker
Ø
Biarkan air meresap naik sampai hamper mencapai tepi
atas pita kertas saring
Ø
Angkatlah kertas saring, beri tanda batas air naik
dengan pensil
Ø Ulangi dengan tinta/spidol warna lain
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
4.2
Analisis Data
No Percobaan
|
Warna Spidol
|
Warna Noda
|
Jarak Pelarut dari Tanda
|
Jarak Noda dari Tanda
|
1.
|
Merah
|
Pink
|
0,5 cm
|
5,2 cm
|
2.
|
Biru
|
Biru Muda
|
0,5 cm
|
6 cm
|
3.
|
Hitam
|
Abu-Abu
|
0,5 cm
|
4 cm
|
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa Kromatografi kertas merupakan kromatografi dengan menggunakan
kertas penyaring sebagai penunjang fase diam dan fase bergerak, berupa cairan
yang terserap di antara struktur pori kertas.Tinggkat ketinggian warna noda
ditentukan oleh volume dan kepekatan tinta, waktu, cara lipatan, serta keadaan
saat proses penyerapan air oleh kertas. Dan dapat juga terjadi kesalahan pada
hasil percobaan seperti, tinta menyebar
atau bercabang kemana-mana yang bisa di sebabkan oleh kesalahan dalam pelipatan
atau oleh proses penyerapan air yang terganggu. Kromatografi adalah
identifikasi suatu zat yang terlarut dalam campuran, perubahan warna dalam
suatu zat dapat disebabkan karna dalam suatu zat tersebut terdiri dari dua atau
lebih campuran yang akan menghasilkan warna yang berbeda saat pengencera. Pada kromatografi
kertas, senyawa-senyawa yang dapat dipisahkan dapat diambil dari kertas dengan
jalan memotong noda (spot) yang kemudian melarutkannya secara terpisah.
5.2 Saran
Semoga pada praktikum yang akan datang lebih baik dan
berhasil dari pada ini dan kita semua bisa menjalankan pratikum ini
dengan baik dan lebih paham dan mudah memahami pengarahan yang di sampaikan
oleh Guru.
Notice :
Jangan lupa Like, Coment, dan Share. Terima kasih
No comments:
Post a Comment